Review The Kindergarten Teacher
Lisa Spinelli (Maggie Gyllenhaal) adalah seorang guru TK
yang mendidik muridnya dengan kehangatan dan tanpa cela. Guru paruh baya yang
juga memiliki keluarga kecil harmonis ini juga menyisakan waktunya untuk
mengikuti kelas khusus menulis puisi. Kecintaan Lisa pada dunia sastra
khususnya puisi, membuat perempuan ini rela harus pergi jauh dari daerahnya,
menyeberangi kapal feri ke kelas menulis dan pulang larut ke rumah. Di kelas
menulis Lisa hanyalah murid biasa yang bakatnya pun tak terlalu menonjol.
Semua berubah ketika Jimmy, murid Lisa yang merupakan
keturunan India, suatu siang berjalan mondar-mandir di kelas. Mulut Jimmy terus
berkomat-kamit mengucapkan puisi yang membuat Lisa tercengang. Di usia lima
tahun, Jimmy bisa mendeklamasikan puisi yang isinya sangat puitik dan bernilai
sastra. Lisa mencatat racauan Jimmy yang tak biasa itu. Ketika pengasuh Jimmy datang
menjemput, Jimmy berhenti bergumam dan kembali diam seperti biasanya.
Film yang tayang di Netflix ini mengusung tema yang cukup kompleks yaitu tentang
sastra, penerimaan diri dan juga keluarga. Unsur psikologis dan juga adanya
puisi sebagai benang merah utama film, membuat saya menebak-nebak kira-kira
alurnya akan bergerak kemana. Lisa yang semula merasakan jika hidupnya sangat
hambar, kini merasa lebih dinamis semenjak membacakan puisi Jimmy di kelas
menulis. Hanya dari keisengan belaka, tak diduga jika puisi itu mendapat pujian
guru kelas menulisnya. Lisa dianggap telah keluar dari cangkang dan menunjukkan
perkembangan bakat menulis puisi yang sangat bagus.
Guru TK yang mulai haus akan pujian itu pun kini perlahan terobsesi
pada Jimmy. Lisa mendekati Jimmy agar bisa segera mencatat jika mendadak Jimmy
meracau soal puisi. Jimmy suka membaca puisi dengan pamannya, namun sang ayah
melarang. Ayah Jimmy tidak ingin Jimmy menjadi penulis atu sastrawan karena ia
menganggap jika masa depan mereka suram, sama sekali tak menghasilkan materi
sebanyak menjadi soerang pebisnis.
Meski di awal film alur berjalan sedikit lambat, memasuki
bagian tengah, Lisa mendorong alur menjadi lebih tegang. Tegang tanpa adegan
berantem atau hantu yang muncul. Lisa mulai memprotes anak-anaknya yang tak
menjadi sesuai keinginannya, Lisa kini sering mengeluhkan kehidupannya yang ia
anggap kurang bernilai seni. Perempuan itu menganggap jika saja dirinya dulu bisa
mengasah bakat menulis sejak dini atau memupuk bakat tanpa dihambat, maka ia
tidak akan tumpul seperti sekarang. Jimmy dianggap sebagai proyek jangka
panjangnya agar bisa menjadi sastrawan besar, bukannya menjadi manusia dewasa
yang menghamba pada uang.
Nilai-nilai moral Lisa mulai terkikis. Demi diakui orang
lain, Lisa mencatat ocehan puitik Jimmy sebagai karya puisinya. Bahkan kini
semua kegiatan Lisa mengarah pada satu hal yang mengancam karir dan juga keutuhan
keluarganya. Sebagai aktris utama,
Maggie Gyllenhaal tampil memukau tanpa cela. Memang aktor dan aktris lain juga
sama bagusnya, namun sosok Lisa menjadi begitu mencolok dan juga membingungkan
penonton. Perkembangan karakter Lisa begitu hidup, terlihat sekali bagaimana
Lisa menahan kekecewaan pada dirinya selama bertahun-tahun hingga setelah
semakin dekat dengan Jimmy, membuat ia berani untuk keluar dari penjaranya
sendiri.
Film ini memang tidak ringan namun tidak membuat otak ruwet.
Musik pengiringnya cukup bagus dalam meningkatkan tensi ketegangan dan memberi pesan
kuat bagi siapapun agar tak menunggu untuk mengejar mimpinya. Jangan sampai kita
menjadi seperti Lisa, terlihat sempurna di luar namun sesungguhnya menyimpan
bom waktu tak terlihat.
4 Komentar
makasih reviewnya
BalasHapusMakasi juga sudah mampir 😁
Hapuswah temanya menarik, lama kelamaan Lisanya mulai lupa diri ya. hmm manusia emang gaada yang sempurna...
BalasHapusbeneeer, jadi kaya obsesi nggak sehat, worth to watch kok :)
HapusSilakan berkomentar dengan sopan tanpa menyinggung SARA, ya ^_^