Tidak mudah menjadi single parent apalagi karena kehilangan pasangan yang meninggal dunia lebih dulu. Ada beberapa orang yang bilang jika perpisahan diakibatkan pasangan berselingkuh atau ketidakcocokan di dalam rumah tangga, bisa lebih mudah dilupakan ketimbang terpisah karena maut. Apalagi jika suami atau istri yang meninggal adalah pasangan yang sangat memahami kekurangan dan kelebihan kita dan minim cela. Itulah yang dialami David Kim dan putri tunggalnya Margot Kim. Mereka belum bisa move on dari kenangan mendiang istri dan ibu mereka, Pamela Kim.

Film Searching menggunakan format unik untuk menceritakan detail ceritanya. Semua adegan bisa ditonton dari video call, media sosial sampai kamera CCTV. Meskipun menggunakan tayangan dari sudut pandang rekaman teknologi, saya dibuat menangis, marah sampai terhenyak menjelang ending. Film ini memberikan banyak sindiran nyata pada hubungan keluarga di zaman milenial.

Saya sudah menangis di lima menit pertama film ini. Pertumbuhan Margot sejak kecil hingga remaja, latihan piano bersama ibunya hingga ketika keluarga bahagia itu harus terguncang setelah Pamela meninggal karena kanker berjalan dalam alur cepat tetapi berisi. Sekilas tidak terlihat masalah besar pada David dan Margot. David selalu rutin menghubungi anaknya untuk mengetahui kabarnya tiap hari. Hingga pada suatu hari, Margot tidak juga pulang ke rumah. Ada panggilan masuk ke ponsel David ketika ia sedang tertidur. Mulanya David berpikir jika putrinya hanya sedang kesal dan akan membaik kembali.

Setelah mencoba menghubungi semua teman Margot yang didapat  lewat media sosial, David baru tahu jika Margot sama sekali tidak memiliki teman dekat. Mereka yang mengajak Margot belajar bersama atau pergi ke acara kemping hanya berlandaskan rasa kasihan. David tidak terima, ia yakin jika putrinya adalah putri yang baik dan juga menyenangkan. Setelah melapor ke kepolisian dan mendapat bantuan dari Detektif Rosemary Vick, David memeriksa semua media sosial yang dimiliki Margot, sampai satu per satu fakta mengejutkan ia dapat. Margot menggunakan uang kursus pianonya untuk kebutuhan pribadi dan ia sama sekali tidak pernah ikut kursus selama enam bulan.

David tidak terima ketika orang-orang menyebutnya tidak mengenali putrinya sama sekali. Tetapi karena berbagai fakta bermunculan makin membuat David tersudut, hingga ia terpaksa mengakui jika dirinya memiliki jarak yang terlalu lebar dengan Margot. Sosok David mencerminkan orang tua zaman sekarang yang sibuk bekerja dan terlalu percaya pada anaknya tanpa pernah melakukan komunikasi yang sungguh-sungguh.

David tidak tahu sama sekali siapa teman-teman Margot jika tidak ia selidiki dari media sosial. David tidak akan tahu jika Margot masih merindukan ibunya, sama seperti dirinya, jika tidak dari aplikasi video medsos. Bahkan David tidak tahu jika penyangkalan pada kesedihan dan kehilangan malah mendorong Margot ke gejala depresi, si anak gadis sampai mengisap ganja demi meringankan beban pikirannya.

Image result for searching movie
Pencarian Margot Secara Intens (Source: Rotten Tomatoes)

Untuk twist, film ini benar-benar jago. Yang saya ceritakan di atas barulah bagian permukaan saja. Semua tebakan saya sepanjang film benar-benar terpatahkan. Meski membuat berpikir, namun film ini tidak membut pusing, malah mendorong kita untuk ikut cemas dan merasakan emosi David. Fakta yang sering terjadi di medsos bisa diilustrasikan dengan sempurna. Contohnya, teman-teman sekelas Margot yang mengaku pada David tidak telalu dekat, mendadak numpang tenar lewat postingan video Youtube yang menyatakan bahwa Margot adalah sahabat baik mereka dan tangisan palsu demi mendapat like atau menambah follower

Kekuatan medsos dalam menyebarkan informasi lewat hashtag di Twitter dan medsos lain mulanya mewujudkan simpati tetapi ujung-ujungnya David juga mendapat kecaman. Publik terbelah antara memberi dukungan dan juga melemparkan kesalahan pada David. Sosok Margot di usia 16 tahun juga bisa memberikan perubahan emosi yang apik. Adegan ketika ia tersenyum pada ayahnya lalu sesaat setelah David pergi, wajahnya sendu begitu terekam di kepala saya.

Apakah Margot bisa ditemukan hidup-hidup? Apakah gadis ini kabur karena depresi atau terlibat suatu hal yang jauh lebih berbahaya? Silakan menebak dan nikmati pesannya di sepanjang film. Hal penting yang bisa saya ambil dari film ini adalah

Terimalah kehilangan, jangan berpura-pura kuat untuk lupa. Peluklah rasa kehilangan itu dengan damai dan belajarlah bersyukur.

Jangan biarkan teknologi mengalahkan kedekatan secara emosional dengan keluarga. Selamat menonton!

2 Komentar

Silakan berkomentar dengan sopan tanpa menyinggung SARA, ya ^_^