review drama Black




Pertama kali membaca sekilas sinopsisnya, saya sempat underestimate. Bukan karena ceritanya yang tidak memiliki premis unik, melainkan karena tokoh utama perempuannya yang bernama Go Ara tidak terlalu menarik minat saya. Untuk aktor pemeran utamanya, Song Seung Heon, jelas sudah tak perlu ditanya lagi kualitas aktingnya. Saya sudah menyukai aktingnya sejak beradu peran dengan Song Hye Kyo di drama Endless Love. Seperti ahjussi kece macam So Ji Sub dan Gong Yoo, tak hanya aktingnya yang semakin prima, kekasih aktris Tiongkok, Liu Yi Fei, ini justru tampak semakin menawan meski sudah memasuki usia 40 tahun.

Drama Black menceritakan seorang malaikat pencabut nyawa bernama 444 (malaikat kematian tak memiliki nama, hanya paduan tiga angka), yang akhinya menyusup ke tubuh manusia demi mencari malaikat maut lain yang melarikan diri dari tugas. 444 menyusup ke tubuh seorang detektif kepolisian yang diperankan oleh Song Seong Heun bernama Han Moo Gang. Di sinilah cerita baru dimulai. 444 bekerjasama dnegan Kang Ha Ram (Go Ara) yang memiliki kemampuan melihat bayangan kematian manusia sehingga jika bayangan itu disentuh, Kang Ha Ram bisa mengetahui kapan seseorang meninggal dan bagaimana peristiwa itu terjadi.

Dari kostum 444 yang berpakaian serba rapi lengkap dengan kemeja hitam-hitam, sekilas mengingatkan saya pada sosok Wang Yeo, malaikat kematian di drama Goblin yang diperankan oleh Lee Dong Wook. Perbedaannya adalah tak semua malaikat maut di drama Black berpakaian serba necis ala pegawai kantoran. Mereka memakai pakaian seperti saat masih belum mati, terutama untuk malaikat maut yang jenazahnya masih belum diketemukan pun bisa memilih bagaimana rupa mereka sesuka hati. Untuk mengetahui siapa manusia yang akan menemui ajal, malaikat maut di drama Black akan menerima semacam bola bening kecil yang jika dibuka akan menunjukkan siluet wajah manusia.

Overall, drama ini keren sekali terutama karena unsur detektifnya yang sangat kuat. Tokoh jahatnya tidak bisa ditebak. Awal-awal, saya mengira tokohnya A, ternyata meski tokoh A itu sudah membunuh beberapa orang dengan sangat sadis, justru ia hanyalah pion. Ada dalang yang menggerakkan para penjahatnya dan baru terungkap di episode terakhir. Adegan pembunuhannya juga termasuk brutal dan banjir darah.

Meskipun menegangkan, drama ini juga menyuguhkan unsur komedi yang cukup menghibur. Saya dibuat terpingkal ketika 444 yang sudah menyusup ke jasad Han Moo Gang kebingungan bagaimana cara menyetir mobil. Kadang dia juga berteleportasi melalui lemari lalu keluar di toilet pria kepolisian sampai mengejutkan rekannya sesama detektif. Orang-orang di sekitar Han Moo Gang mengira pasca penembakan di kepalanya, Han Moo Gang kehilangan kewarasan. Aslinya detektif Han Moo Gang itu sangat penakut, sering muntah tiap kali melihat mayat dan selera berpakaiannya pun sangat childish. Tetapi setelah tubuhnya dikendalikan 444, mendadak ia jadi jago berkelahi, penampilannya keren dan tak gentar meski melihat mayat paling hancur sekalipun (ya iyalah secara dia malaikat maut :D). Sahabat dekat 444, duet malaikat kocak jago ngerap dan satunya lagi berpakaian tradisional juga menambah kelucuan di drama ini. Rekan sesama detektifnya pun termasuk payah, namun dedikasinya sangat tinggi demi dianggap maju oleh atasannya.

Malaikat maut sahabat 444

Kedekatannya dengan Kang Ha Ram, mulai menumbuhkan perasaan baru di hati 444 versi manusia. Kang Ha Ram mengira jika Han Moo Gang adalah Joon, cinta pertamanya. 444 memanfaatkan kemampuan Ha Ram untuk melihat bayangan kematian demi mencari di mana malaikat maut yang kabur. Jika malaikat maut masuk ke tubuh manusia, 444 kesulitan mendeteksinya. Song Seung Heon bisa terlihat kikuk dan malu-malu saat Go Ara perhatian padanya. Bisa dibilang chemistry mereka cukup terbangun, namun sayangnya akting Go Ara masih terlihat lebay. Mau marah dan menangis pun terlihat belum natural. Untung pemeran pendukung sepeti Lee El yang berperan sebagai mantan kekasih Han Moo Gang cukup mengaburkan kurang gregetnya akting Go Ara.

λΈ”λž™&ν•˜λžŒ
unyu-unyu gimana gitu si ahjussi di drama ini, LOL

Seperti biasanya, K-Drama berani mengangkat isu sensitif yang tak pernah saya temukan di sinetron Indonesia. Isu politik yang penuh kelicikan dan juga pelecehan anak di bawah umur sangat menarik disimak di seri Black. Endingnya juga termasuk bittersweet, bisa happy ending atau sad ending tergantung penafsiran. Kalau saya sih kurang puas karena ada beberapa bagian yang kesannya terlalu terburu-buru. I give 4 stars from 5 for this drama. Go Ara tolong perbaiki kualitas aktingnya ya J


0 Komentar