Review Jilbab Traveler Love Sparks In Korea
Pada
tanggal 2 Juli 2016 lalu, saya berkesempatan untuk menonton premiere film Jilbab
Traveler Love Sparks in Korea yang dibintangi Bunga Cbagaimana awal pertemuan Hyun Geun dan Rania, jika di dalam novel diceritakan mereka bertemu di Katmandu bukannya di Baluranagaimana awal pertemuan Hyun Geun dan Rania, jika di dalam novel diceritakan mereka bertemu di Katmandu bukannya di Baluranagaim dan juga Dewi Yull. Premiere di
Royal Plaza Surabaya tersebut juga ikut didatangi Asma Nadia selaku penulis dan
juga sahabatnya dari Korea, Hyun Geun, yang menjadi sosok nyata dari nama yang
diperankan Morgan di dalam film.
Film ini merupakan adaptasi dari novel
yang berjudul sama dan 40% ceritanya mengisahkan sisi hidup Asma Nadia sendiri meski tentu saja sebagian besar lainnya adalah fiksi. Bagi yang sudah membaca
novelnya, seperti saya, tentu saja berdebar-debar apakah jalinan cerita bisa
menyerupai atau paling tidak mewakili isi cerita? Mengingat film Assalamualaikum
Beijing yang saya nilai sukses mengadaptasi isi novelnya, meski ada beberapa
perubahan, namun sama sekali tidak mengubah
esensi cerita. Perpaduan setting wisata alam luar negeri yang cantik,
kisah cinta segitiga dan juga bintang yang sudah sangat dikenal publik apakah
akan membuat film ini sukses?
Dari awal film, saya sudah suka bagaimana
caranya menghentak perasaan penonton. Ketika Rania Timur Samudera masih
kanak-kanak lalu mengejar kereta api dan narasi yang menyebutkan jika impian
untuk pergi ke negeri jauh meskipun kondisi kesehatan mulanya tidak memungkinkan
karena gegar otak, sudah membuat perasaan hanyut dengan haru yang tidak biasa.
Film ini telah memikat sejak pembukaannya. Hanya saja detil yang seharusnya bisa
ikut menambah syahdu seperti impian untuk berpetualang ke banyak negara juga dipicu
dari magnet kulkas milik keluarga paman Rania, sayangnya tidak ikut
ditampilkan. Dalam novel, bab soal magnet kulkas itu sebenarnya punya daya
tariknya sendiri karena dari situlah angan-angan besar Rania mulai muncul.
Menariknya, bagi pembaca novelnya tidak akan
kecewa meski ada beberapa alur yang dibuat berbeda versi setelah diadaptasi
menjadi film. Seperti kisah awal pertemuan Hyun Geun dan Rania yang terjadi di Kathmandu bukannya Baluran. Film
ini juga turut mempromosikan pariwisata eksotis Indonesia yang lain seperti
Kawah Ijen dan Baluran, sehingga masyarakat luar tak hanya mengenal Bali
sebagai tempat cantik di Indonesia. Jawa Timur patut berbangga karena potensi
wisatanya sudah dimasukkan dalam film ini.
Para pemeran utama juga bisa memerankan
dengan sangat apik, bahkan Giring juga bisa menunjukkan emosinya sebagai
seorang pria yang cintanya bertepuk sebelah tangan tanpa terlalu memaksakan. Perkembangan
akting Morgan juga patut diacungi dua jempol, karena hanya dengan gesture dan
juga tatapan, maka saya bisa merasakan hawa kesepian yang ia rasakan. BCL pun
tetap tampil memukau seperti di film-filmnya yang lain.
foto bersama the real Hyun Geun |
Lewat film ini kita akan mendapatkan banyak
pelajaran tentang impian, pentingnya keluarga dan juga ketulusan cinta. Romantis
tanpa harus ada adegan peluk cium. Lihat saja bagaimana instensnya sorot mata
Morgan dan BCL sampai membuat saya baper dan banyak penonton sampai terisak
haru. Dialog antara BCL dengan ayahnya soal impian untuk menjadi penjelajah
seperti Ibnu Batutah pun sempat membuat mata saya basah.
Jadi,
siapa yang akan dipilih Rania untuk menjadi pasangan hidupnya? Apakah
lebih penting untuk mencintai atau dicintai saja? Apakah Rania akan tetap
berkelana meski orang yang ia sayangi telah tiada? Jika anda penasaran, maka
segera tunggu penayangannya mulai 5 Juli 2016 dan segera baca novelnya.
foto bersama kawan dan bunda Asma Nadia |
2 Komentar
Halo Mba, saya mampir ke sini dalam proses mencari tahu apakah kisah magnet kulkas itu bagian dari yang nyata atau bukan, hehehe. Hebat lho Mba, reviewnya tadi beberapa kali saya cari pakai keyword berbeda page ini nangkring di halaman pertama Google ^_^. Saya belum nonton filmnya sih, penasaran juga... Baru selesai baca novelnya, dan tokoh ibu Hyun Geun kan Chin Sun ya Mba? Kalau Jeong Hwa di novel juga perempuan yang naksir Hyun Geun memang :) (sama dengan di film berarti? cmiiw).
BalasHapusWaah makasih kritik sarannya, saya udah edit nih bagian yang berbedanya, makasih banyak yaa :D
BalasHapusSilakan berkomentar dengan sopan tanpa menyinggung SARA, ya ^_^