Apa yang hatimu rasakan ketika mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilantunkan? Ada rasa bangga dan merinding. Tidak jarang saya meneteskan air mata ketika melihat kemenangan para atlet dan lagu kebangsaan diseanndungkan. Review Hero (Yeong-ung) ini menjadi film pertama yang saya tonton di bioskop.

Film ini sudah tertunda peluncurannya kurang lebih sejak tiga tahun lalu. Sebagai Arjenia (nama fanclub Kim Go Eun), film ini sangat saya tunggu-tunggu karena ini menjadi film Korsel bertema kepahlawanan pertama yang dilakukan dengan live-singing dan musik orkestra serba megah. Kim Go Eun dan bintang film lainnya  berakting dengan menyanyi nada-nada tinggi. Tentu saja saya sangat excited.


Pengorbanan Para Pahlawan 

Ahn Jung Geun diperankan oleh Jung Sung Hwa, baik dalam pementasan teater dan juga filmnya. Khusus di dalam film, ia sampai menurunkan berat badan sangat banyak sehingga penampilannya sangat mirip dengan sosok asli Ahn Jung Geun. 


Secara garis besar, timeline cerita ini disesuaikan dengan peristiwa yang dialami sang pahlawan. Ahn Jung Geun adalah seorang pemuda yang dibesarkan dengan nilai-nilai kristiani taat. Nama baptisnya adalah Thomas. Ini menjadi sesuatu yang menarik karena sepanjang pengalaman saya menonton drakor, kepercayaan kepada dewa atau Buddha lebih sering disinggung.


Ahn Jung Geun dan ibu


Pesan dari ibunya sebelum Ahn Jung Geun berangkat untuk mulai berperang gerilya lagi adalah untuk selalu kembali mengingat Tuhan ketika posisinya terjepit. Kita bisa langsung tahu bagaimana bagusnya prinsip moral Ahn Jung Geun meskipun sedang dalam posisi berperang. Ia pun sempat melarang teman-temannya yang akan mengeksekusi tentara Jepang setelah sempat ditangkap. Rupanya keputusan untuk melepaskan tentara Jepang tersebut malah membuahkan musibah.


Memegang prinsip untuk tidak membunuh tawanan perang malah mengantarkan maut pada sebagian besar kawan-kawan seperjuangan. Saya tidak akan menceritakan sejarah di sini karena kamu bisa menonton filmnya atau mencari sejarah hidup Ahn Jung Geun di internet.

Yang membuat saya kagum dengan film ini selain dari sinematogarafi indah dan juga detail dari lagu-lagu ikonik mereka adalah bagaimana alur yang dibuat tetap rapi meskipun setting berpindah-pindah dari sudut pandang Ahn Jung Geun dan Seol Hee. 

Seol Hee (Kim Go Eun) adalah eks dayang istana yang menyaksikan pembunuhan keji Permaisuri Myeongseong di depan kediamannya. Waktu itu Seol Hee sempat ingin menyamar agar bisa mati menggantikan Sang Permaisuri, tetapi Ratu Myeongseong menolak. Satu per satu para dayang yang tutup mulut dibunuh, lalu ketika Seol Hee hendak berdiri, Ratu memilih untuk membuka identitasnya.





Sosok Seol Hee adalah sosok fiktif karena di dalam sejarah Ahn Jung Geun tidak ada yang menyebutkan nama tersebut. Akan tetapi, in menjadi sebuah interpretasi yang menarik dari penulis naskahnya karena jika menilik dari logika, butuh mata-mata dari dalam kereta api yang dinaiki Ito Hirobumi untuk terus memberikan informasi kepada Ahn Jung Geun dan kawan-kawan. 

Tanpa mengubah sejarah asli, bumbu fiksi dari Seol Hee terikat kuat dengan jalinan sejarah persiapan pembunuhan Ito Hirobumi.


Dialog yang Tidak Sia-Sia

Semua dialog yang disampaikan di dalam film ini sangat mudah menggelitik hati saya sebagai penonton. Apakah memang berarti perjuangan yang dilakukan oleh mereka? 

Ketika istri Ahn Jung Geun menangisi suaminya yang hendak pergi untuk melanjutkan perjuangan, saya tahu bahwa inilah perasaan para istri dan ibu yang akan melepas putranya di medan perang. Tidak ada jaminan kembali. 

"Mengapa kamu rela mati demi negaramu? Apa yang sudah diberikan oleh negara ini?'' tanya istri Ahn Jung Geun. 

Selama ini kita sering mendengar ungkapan 'Apa yang sudah kita berikan pada negara kita?' sampai akhirnya saya ikut berpikir pada dialog istri Ahn Jung Geun. Ia rela menjadi aktivis pejuang kemerdekaan sampai memotong salah satu ruas jarinya beserta belasan pejuang lain dengan ikrar ingin mendapat kemerdekaan bagi bangsanya. 





Kita lahir dan hidup di negeri yang belum tentu pemerintahannya peduli pada rakyat. Apa alasan kita perlu membela mati-matian? Setelah merenung sambil menonton film (saya sudah menangis sejak lagu dan adegan pertama nuncul hahaha), saya tahu apa yang membuat rasa nasionalisme itu kuat. Kita ingin tetap menjadi tuan rumah di tanah sendiri. Penjajah merenggut semua harapan dan membaginya dengan penguasa dari negara lain.

Kehilangan kedaulatan atas negara sendiri membuat warga negara manapun murka. Apalagi, Ito Hirobumi, Perdana Menteri yang sukses menggulingkan dinasti terakhir Korsel, berkoar-koar jika kedatangan Jepang dilakukan dengan damai padahal terjadi pembunuhan di mana-mana dan pemaksaan penggunaan mata uang Yen di Korsel. Jika ingin menonton gambaran awal penjajahan Jepang di Korsel, coba baca review drakor Mr Sunshine di sini

Hubungan kekeluargaan dan solidaritas Ahn Jung Geun dengan kawan seperjuangannya pun ditampilkan dengan pas, kocak, dan menyentuh. Wajah-wajah aktor dan aktris drakor yang biasa kita tonton sebagai pemeran pembantu juga punya suara dan akting sama bagusnya. Salah satunya yang tampil dengan suara emas dan ekspresi komediknya adalah Park Jin Joo yang menjadi Ma Jin Joo. 

Meskipun Seol Hee tampil anggun dan diperankan secara apik oleh Kim Go Eun, agaknya penulis perlu sedikit memberi unsur 'why' yang kuat sehingga kita bisa tahu bagaimana character development Seol Hee dari dayang patuh menjadi geisha sedingin es. Dengan tiga lagu tunggal, Seol Hee punya kedudukan kedua setelah Ahn Jung Geun di dalam film sebagai pemeran pembantu utama, sayangnya penulis terlalu terburu-buru ketika hendak memberikan klimaks pada Seol Hee.

Hero adalah film yang menjadi pionir genre musikal bertema sejarah di Korsel. Jumlah penonton yang konsisten walaupun berhadapan dengan Avatar The Way Of Water sukses mengantarkan Hero masuk Top 10 film terlaris di Korsel pada 2022. Film ini berhasil menggeser Les Miserables sebagai puncak film musikal favorit saya. Kalian bisa menontonnya di bioskop CGV terdekat.

1 Komentar

  1. Bener-bener sih kalau nulis sejarah kerajaan itu harus totalitas riset dan enggak sembarangan masukin tokoh, perlu pemikiran ekstra untuk ini. Itulah yang jadi favorit saat lihat drama Korea, dari aktor, setting, sampai busana totalitas keren. Terima kasih informasinya!

    BalasHapus

Silakan berkomentar dengan sopan tanpa menyinggung SARA, ya ^_^