Film ini sedang menjadi perbincangan di medsos seperti Twitter. Rata-rata teman-teman saya yang juga penyuka film serta drama korea, menilai bagus film ini. Review Emergency Declaration ini juga saya buat berdasarkan emosi yang saya rasakan ketika menonton. Ini bahkan membuat perut saya mual, mata sembab, jantung seperti diajak olahraga kardio sejak awal.

Sejak kecil saya suka film action dan beberapa di antaranya adalah pembajakan di dalam pesawat. Ya, saya lupa judulnya, sih, karena rata-rata film lama yang saya tonton di televisi saat tengah malam. Baru kali ini saya menonton film pembajakan pesawat dengan teror penyebaran virus. There is no way out to escape and it makes me sad also terrified.

Menyajikan Paket Lengkap Sebuah Film Action-Thriller-Drama

Semenjak daftar aktor dan aktris diumumkan, saya punya firasat jika Emergency Declaration adalah film yang pasti punya daya tarik super kuat. Saya bahagia bisa kembali menonton Jeon Do Yeon (Kim Seok Hee) dan Lee Byung Hun (Park Jae Hyuk) di satu film yang sama. Ibaratnya kalau melihat mereka satu proyek itu mengingatkan saya dengan Shahrukh Khan dan Kajol. Cocok banget on-screen.

Jangan lupakan sosok Song Kang Ho (In Ho), Im Si Wan (Ryu Jin Seok), dan Kim Nan Gil (Choi Hyun Soo) yang sudah terbukti piawai membintangi genre thriller di proyek mereka sebelumnya. Saya sampai berpikir kalau Lee Byung Hun dan Song Kang Ho ini adalah om-om yang pintar memilih skenario film apa yang akan diterima. Selalu amazing film-film mereka.

Film ini menunjukkan alur maju yang runtut sejak awal. Tidak ada unsur flashback. Semua misteri dibongkar selapis demi selapis lewat dialog antartokoh dan investigasi yang dilakukan dalam film. Scoring music-nya juga sangat pas. Korsel memang sudah terlatih untuk urusan sinematografi sampai musik pendukung, lihat saja banyak drakor yang kualitasnya seperti film layar lebar.

Film dibuka dengan pengenalan karakter yang bisa kita tangkap dengan mudah perwatakannya. Park Jae Hyuk adalah seorang ayah yang sangat protektif dan cenderung ekspresif, terlihat dari reaksinya yang menahan marah dan hampir emosi karena perilaku aneh Ryu Jin Seok. In Ho sebagai detektif polisi, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan nekat. Berkat ialah tersangka teror biologis bisa cepat terungkap.

Sejak awal kemunculannya yang membuat kesal saat sedang menanyakan jadwal keberangkatan pesawat kepada petugas tiket, sudah tertebak jika Ryu Jin Seok akan menjadi sosok antagonis. Kim Seok Hee sebagai menteri transportasi pun menunjukkan leadership bagus, meskipun ia perempuan. Film ini memberikan ruang eksplorasi yang sangat kaya dari sosok Kim Seok Hee. Ia memimpin stafnya yang didominasi laki-laki masih dengan sentuhan perempuan. Empati menjadi gaya memimpinnya selain mempunyai kemampuan taktis serta strategis.




Unsur actionnya tidak terlalu banyak. Kita akan dimanjakan dengan rasa penasaran sejak awal, emosi campur aduk, dan tegang. Teror biologis di tempat terbuka saja sudah mengerikan, bagaimana jadinya kalau dilepas di pesawat? Tonton saja agar kamu tahu proses mereka dalam mengatasi kondisi kritis di atas ketinggian ribuan kaki.

Poin yang Menjadi Pusat Perhatian

Meskipun sejak bagian awal film kita bisa mengetahui dengan jelas siapa sosok antagonisnya, film ini dipenuhi twist yang justru semakin mengantarkan kita kepada klimaks. Mulai dari Ryu Jin Seok yang mengiris bagian bawah ketiaknya untuk mengambil sebuah alat kecil. Saya sampai menahan napas ketika tahu bagaimana cara teror mulai disebarkan.

Selain elemen ketegangan dan puzzle yang disajikan saling terkait di dalam plot, ada beberapa poin yang menarik perhatian saya.

Menunjukkan respons alami manusia 

Di dalam setiap film bencana alam atau dipenuhi teror, akan selalu muncul golongan manusia heroik dan manusia yang membuat penonton ingin menumbalkan mereka hidup-hidup. Setelah teror semakin membahayakan, muncul manusia yang ingin selamat sendirian dan mengusir siapapun yang ingin masuk teritori amannya.

Saat terdesak, respons alami manusia adalah untuk bertahan hidup. Manusia bisa menjadi egois atau baik hati. Sisi egois itu karena manusia tidak ingin mati cepat dan masih ingin bertemu dengan orang tersayang. Yang pasrah ini termasuk mudah menyerah? Belum tentu. Bagi kelompok yang responsnya tenang, kemungkinan mereka memang pasrah dengan kematian atau hanya ingin memikirkan dan meakukan hal terbaik di hari terakhir. 




Keluarga menjadi penentu karakter

Kalau kamu menyukai drakor thriller yang saya sangat sukai seperti Voice dan Flower of Evil, kamu pasti bisa menemukan benang merah dari latar belakang penjahatnya. Orang tua menjadi sosok pencipta monster di dalam pribadi psikopat. Ibu dari psikopat di film ini juga tidak jauh beda. 

Adapun putri semata wayang Jae Hyuk memiliki hati yang sensitif. Ia yang membuat ayahnya bersikap pasrah dan lembut. Melihat bagaimana Jae Hyuk yang berusaha menghibur Kepala Pramugari yang sedang panik, kita bisa menyimpulkan jika sosok putrinya itu juga menjadi pendukung terkuat ayahnya.


Review Emergency Declarition ini bebas spoiler penting, kok. Coba bagikan ceritamu kalau sudah menonton di kolom komentar, ya!

3 Komentar

  1. Paling suka film aksi apalagi kalau udah mengangkat tentang pesawat gini menguji adrenalin banget sih. Apalagi banyak kemungkinan yang bisa terjadi di dalam pesawat sosok overthinking sering banget mengalami ini. Tapi, tragedi dalam pesawat masih banyak yang menjadi misteri tersendiri. Jadi pengin lihat film ini, terima kasih reviewnya!

    BalasHapus
  2. Belum kesampaian nonton ini karena nggak ada bioskop :( Banyak juga yang kasih rating sempurna, bikin makin penasaran.

    BalasHapus

Silakan berkomentar dengan sopan tanpa menyinggung SARA, ya ^_^