review a quiet place 2


Baru saja menginjak Juni 2021, tetapi saya dengan mantap mengatakan jika film ini bisa saya sebut sebagai film thriller terbaik. Dan untuk menonton sekuel ini, tentu saja kamu wajib nonton film pertamanya. Masih menceritakan perjuangan bertahan hidup keluarga Abbot yang kini hanya menyisakan Evelyn (Emily Blunt), Regan (Millicent Simmonds), Marcus (Noah Jupe), dan bayi anggota keluarga baru keluarga Abbot.


Film yang menyiratkan makna perjuangan hidup

Jika kalian suka film bertema survival, saya rasa A Quiet Place baik yang pertama dan sekuel ini bisa menyajikan dalam dinamika yang rapi. Hampir tidak ada celah untuk saya menemukan plot hole ataupun sesuatu yang membuat kesal. Cukup  banyak film Hollywood yang sukses di film pertama, tetapi melemah ketika dibuat franchisenya

Sejak kematian sang Ayah di film pertama, praktis Evelyn menjadi pemimpin keluarga Abbot. Saya suka dengan adegan pembukaan film ini. Bahkan tanpa harus menonton film pertama, (mungkin) penonton baru tetap bisa menikmati alur cerita. Dari film kedua, kita jadi tahu asal-usul si alien buta yang sudah menghancurkan tatanan bumi. 

Yang saya suka meski temanya survival, justru fokus cerita adalah pada character development masing-masing tokoh. Regan dan Marcus, dua remaja bersaudara ini berjuang di tempat berbeda demi menyelamatkan keluarga mereka. (Baca Juga: Review A Quiet Place 1)

Tentu saja adanya tokoh baru bernama Emmet (Cillian Murphy) yang menampung keluarga Abbot di tempat persembunyiannya, menambah keseruan cerita. Emmet adalah sosok pesimis setelah kehilangan seluruh keluarganya satu per satu. Kehadiran keluarga Abbot, menyalakan empati baginya. Perjalanan nekat Regan yang diam-diam pergi demi menyelidiki sumber gelombang radio, memaksa Emmet untuk mengatasi keraguannya.


review a quiet place 2




Dengan teknik pengambilan gambar yang fokus pada detail, justru membuat saya sering menahan napas. Contohnya ketika Evelyn hendak mengambil tabung oksigen untuk support hidup bayinya, kita akan diajak sedikit ngilu ketika si ibu berjalan tanpa alas kaki. Ya, tangga yang ia lewati adalah tangga di film pertama ketika kaki Evelyn tertusuk paku. Langsung memori perjuangannya saat melahirkan di film pertama di bawah tekanan serangan alien, tergambar kembali di memori.

Cara yang cantik dalam menggarap sekuel

Alur yang tidak mudah ditebak, tentu menjadi kekuatan tiap film thriller dan survival. Namun, dengan fokus pada perkembangan karakter, justru konflik makin terasa menarik. Evelyn masih sama dengan film pertama. Ia adalah sosok ibu yang tangguh dan penuh kelembutan. Kedua anak remajanya bertarung dengan ego masing-masing dan mencari cara terbaik agar tetap bertahan hidup. This is cool!

Karena musuh utama di film ini adalah alien yang peka terhadap suara, otomatis film ini minim dialog panjang. Justru kekuatan itu yang menjadi magnet A Quiet Place. Sorot mata, gerak-gerik, dan ekspresi menjadi cara para aktor dan aktris untuk menyampaikan pesan pada penonton. Dan tidak ada yang gagal satu pun. (Baca Juga: Review The Call (Korea) )


Film ini mengobati kerinduan saya pada bioskop. Tidak sabar rasanya menunggu film ketiga yang katanya akan menjadi penutup. 




1 Komentar

  1. Numpang nyimak. Terima kasih telah berbagi, Mbak. Selamat malam.

    BalasHapus

Silakan berkomentar dengan sopan tanpa menyinggung SARA, ya ^_^