Conjuring 2.jpg


Setelah menonton Conjuring 2 beberapa bulan lalu, saya baru bisa menulis reviewnya kali ini. Animo dari Conjuring 2 ini begitu membludak sampai-sampai untuk mendapat tiketnya saja, para movie goers perlu antre berpanjang-panjang ria. Siapapun yang menonton Conjuring seri pertama pasti memiliki ekspektasi tinggi dengan filmnya yang kedua. Saya saja masih ingat bagaimana traumatisnya efek setelah menonton filmnya yang pertama. Bagaimana mengerikannya boneka Annabelle dan juga betapa misteriusnya iblis penguasa rumah yang sebenarnya.


Sesungguhnya, opening dari film ini sudah sangat bagus. Membuka keseraman kasus Amytville yang sudah menghebohkan terlebih dahulu serta melibatkan suami-istri Warren, saya ikut merasakan aura seram sebuah iblis jahat yang menguasai si pembantai keluarga.

Masuk ke dalam alur cerita dimana inti masalah berada di Jalan Enfield, kediaman keluarga Peggi Hodgson. Rumah keluarga ini menjadi terkenal karena banyak saksi mata yang melihat langsung adegan janggal di dalam rumah. Dari polwan yang melihat peristiwa kursi bergerak sendiri dan juga kejanggalan lain yang dirasakan oleh para tetangga.

Yang membuat film ini tidak terlalu menakutkan dibanding dengan prekuel pertamanya adalah alur cerita yang mudah sekali ditebak dan juga ramuan cerita yang tidak jauh berbeda dengan Conjuring 1. Hantu-hantu yang muncul terlebih dahulu seperti sosok hantu pria tua bernama Bill Witkins dan juga Crocked Man, hanyalah sebagai bagian kecil dari teror yang lebih besar. Seperti halnya di Conjuring 1, hantu anak kecil dan juga seorang ibu-ibu hanyalah sebagai bagian kecil dari rencana ruh jahat Batsheeba. Mungkin populernya hantu Valak yang dijadikan guyonan lewat meme-meme lucu juga turut berpengaruh menurunkan daya teror film ini. Eksplorasi karakter tokoh kurang ditonjolkan, tidak seperti di film pertama.

Well, walau tidak terlalu menakutkan, film ini masih layak diacungi jempol untuk visualisasi tahun 70-an yang cukup detil. Semoga saja jika memang film ini hendak dijadikan sebagai film franchise, maka kekuatan alur serta karakter lebih diperbagus lagi.

0 Komentar